Duchess Anastasia Nikolaevna, putri keempat Tsar Nicholas II -- penguasa terakhir
Kekaisaran Rusia -- mengambil
foto dirinya pada 1913. Lima
tahun sebelum kematiannya
yang tragis.
Menggunakan Kodak Brownie,
kamera yang dirilis pada 1900,
dan sebuah cermin, Anastasia
mengabadikan citra dirinya. Ia
yang kala itu berusia 13 tahun
terlihat menatap dirinya dengan
rasa ingin tahu.
Anastasia bisa jadi jadi remaja
pertama yang punya foto
narsis. Namun, tak semudah
saat ini dengan menggunakan
kamera ponsel atau timer.
Anastasia susah-payah
menstabilkan kamera jadul itu
di atas kursi, mengatur fokus
melalui jendela bidik di bagian
atas kotak,
Anastasia bisa mengambil foto
bayangan dirinya dari cermin.
Potret itu lantas dikirim ke
seorang teman pada 1914.
Menurut situs Alexander Palace
Time Machine, dalam surat
yang menyertai foto itu,
tertanggal 28 Oktober 1914,
Anastasia menulis, "Aku
mengambil foto ini sendiri,
menghadap ke cermin. Sangat
sulit karena tanganku
bergetar," kata dia, seperti
Liputan6.com kutip dari Daily
Mail, Rabu (27/11/2013).
Anastasia dilaporkan ikut
tewas saat keluarganya
dibantai oleh anggota Cheka,
polisi rahasia Bolshevik pada
17 Juli 1918. Dia adalah adik
dari Grand Duchess Olga, Grand
Duchess Tatiana, dan Grand
Duchess Maria. Sekaligus
kakak dari Alexei Nikolaevich,
Tsarevich atau pangeran Rusia.
Selama hampir 100 tahun,
Anastasia menjadi subyek
legenda yang tak terhitung
jumlahnya. Banyak orang
mengaku sebagai dirinya,
dibumbui film-film Hollywood
yang mengisahkan dugaan ia
berhasil melarikan diri dari
pembantaian -- yang dipicu
fakta bahwa lokasi ia
dimakamkan tidak diketahui
pasti.
Legenda Anastasia
Anastasia menjadi bagian dari
salah satu misteri besar Abad
ke-20. Diawali kejatuhan
Kekaisaran Rusia. Pada 1917,
kaum revolusioner memaksa
Tsar Nicholas II mundur, lalu
memenjarakannya beserta
keluarga di Istana Czarskoye
Selo dan lalu dibawa ke
Ekaterinburg di Pegunungan
Ural. Perang sipil pun pecah,
khawatir pasukan anti-
Bolshevik menyelamatkan
keluarga sang kaisar, otoritas
setempat menjatuhkan
hukuman mati.
Seperti Liputan6.com kutip dari
History.com, sesaat setelah
tengah malam, 17 Juli 1918,
kaisar dan keluarganya beserta
dokter keluarganya -- Botkin
dipaksa berpakaian lengkap,
disuruh berbaris, dan difoto di
ruang bawah tanah.
Alasannya, untuk
memadamkan rumor bahwa
mereka telah melarikan diri.
Tiba-tiba, hampir selusin orang
bersenjata menyerbu masuk ke
ruangan dan memberondong
keluarga kekaisaran. Asap
mengepul dari senapan.
Mereka yang masih bernafas
ketika asap menghilang,
ditikam sampai mati.
Para algojo kemudian
membawa jasad-jasad itu ke
sebuah tambang, sekitar 14
kilometer dari Ekaterinburg,
membakar mereka dalam api
unggun berbahan bakar bensin.
Tulang-belulang disiram cairan
asam agar hancur. Apa yang
kemudian tersisa dilemparkan
ke dalam lubang tambang,
yang ditutupi dengan kotoran.
Anastasia Palsu
Namun, pada 6 Februari 1928,
seorang perempuan yang
mengaku sebagai Anastasia
Tschaikovsky mengklaim
sebagai putri bungsu sang Tsar
dan menggelar konferensi pers
di New York.
Di depan wartawan perempuan
tersebut mengaku berada di AS
untuk memperbaiki rahangnya
yang konon patah oleh tentara
Bolshevik saat lari dari lokasi
eksekusi di Ekaterinburg,
Rusia.
Ia disambut hangat oleh Gleb
Botkin, putra dokter keluarga
Kekaisaran Romanov yang
dieksekusi pada 1918. Botkin
memanggil Anastasia
Tschaikovsky sebagai 'Yang
Mulia' dan mengklaim bahwa
perempuan itu adalah Grand
Duchess Anastasia -- teman
mainnya saat kecil.
Antara tahun 1918-1928,
sudah lebih dari setengah lusin
perempuan muncul, mengklaim
berhak atas harta peninggalan
Dinasti Romanov di sejumlah
bank Eropa. Sehingga
beberapa wartawan Amerika
skeptis terhadap klaim
Anastasia Tschaikovsky --
meski ia diperlakukan bak
selebritis di AS dan banjir
undangan pesta-pesta kaum
sosialita. Di sebuah hotel, ia
mendaftarkan namanya
sebagai Anna Anderson -- yang
kemudian jadi nama aliasnya
yang permanen.
Belakangan, Grand Duke of
Hesse, paman Anastasia,
menyewa detektif swasta untuk
mengungkap identitas asli
Anastasia Tschaikovsky.
Hasilnya, dia sejatinya adalah
Franziska Schanzkowska,
pekerja pabrik keturunan
Polandia - Jerman dari
Pomerania yang menghilang
pada 1920. Schanzkowska
memiliki sejarah
ketidakstabilan mental dan
terluka dalam ledakan pabrik
tahun 1916. Temuan ini
diterbitkan di surat kabar
Jerman tetapi tidak terbukti
secara definitif.
Namun, uji DNA yang
dilakukan terakhir
mengonfirmasi bahwa ia tak
punya kaitan darah dengan
Romanov.
Wanita yang dikenal sebagai
Anna Anderson melanjutkan
perjuangannya untuk menuntut
pengakuan. Namun selalu
kalah. Meski demikian, ia
menginspirasi sejumlah drama
dan film. Sebuah drama
Perancis tentang kisahnya
"Anastasia" memulai debutnya
pada 1954. Pada 1956 giliran
versi film Amerika dirilis --
pemeran utamanya Ingrid
Bergman memenangkan
Academy Award untuk
perannya.
Pada 1968, Anne Anderson
menikah dengan seorang
profesor sejarah Amerika, JE
Manahan, dan menetap di AS.
Pada 1970, ia kalah dalam
gugatan terakhirnya -- sisa
harta Romanov diserahkan
pada Duchess of Mecklenber
Anna Anderson Manahan
meninggal pada 1984.
Misteri Terjawab?
Jasad keluarga Romanova
diekskavasi pada 1991,
diidentifikasi secara formal
dengan sampel DNA, dan
dimakamkan kembali di
katedral St Petersburg pada
1998.
Namun, antropolog saat itu
ragu soal tubuh Anastasia --
sisi kiri wajahnya rusak
menjadi potongan-potongan
kecil.
Kemudian, pada 2007, jasad
gadis kecil dan seorang anak
ditemukan di Porosenkovsy
Meadow dan diidentifikasi
sebagai Grand Duchess Maria
dan Aleksey. Akhirnya jenazah
Tsar terakhir, istri, dan 5
anaknya lengkap. Namun,
benarkah misteri berakhir?